Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai berikut.
1.Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.
2.Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama.
3.Atur pH sampai 7,0.
4.Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.
5.Sterilisasi dengan autoklaf.
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai berikut.
1.Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.
2.Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama.
3.Atur pH sampai 7,0.
4.Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.
5.Sterilisasi dengan autoklaf.
Nutrient Agar
(NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan
antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari campuran ekstrak
daging dan peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar
digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung
karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh
mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai bahan
dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang
sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Medium
Nutrient Agar (NA) merupakan medium yang berwarna coklat muda yang memiliki
konsistensi yang padat dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki
kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri
Nutrient Broth (NB) adalah medium yang berbentuk cair dengan bahan dasar
adalah ekstrak beef dan peptone. Perbedaan konsentris antara Nutrient Agar
dengan Nutrient Broth yaitu nutrient agar berbentuk padat dan Nutrient Broth
berbentuk cair. Susunan kimia sama-sama sintetik. Fungsi kimia dari nutrient
agar dan nutrient broth sebagai medium umum. Medium Nutrient Broth (NB)
merupakan medium yang berwarna coklat yang memiliki konsistensi yang cair
dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium
untuk menumbuhkan bakteri sama seperti medium NA.
Nutrient agar is a microbiological growth medium commonly used for the routine cultivation of non-fastidious bacteria. It is useful because it remains solid even at relatively high temperatures. Also, bacteria grown in nutrient agar grows on the surface, and is clearly visible as small colonies. In nutrient broth, the bacteria grows in the liquid, and is seen as a soupy substance, not as clearly distinguishable clumps. Nutrient agar typically contains (w/v):[1]
Nutrient agar is a microbiological growth medium commonly used for the routine cultivation of non-fastidious bacteria. It is useful because it remains solid even at relatively high temperatures. Also, bacteria grown in nutrient agar grows on the surface, and is clearly visible as small colonies. In nutrient broth, the bacteria grows in the liquid, and is seen as a soupy substance, not as clearly distinguishable clumps. Nutrient agar typically contains (w/v):[1]
§ 0.3 % beef extract/yeast extract
§ 0.5% NaCl
distilled water
§ pH adjusted to neutral (6.8) at 25 °C.
Nutrient broth is made identically, except omitting the agar.
Nutrient agar
· Peptone - 5 g/L
· Meat extract - 1 g/L
· Yeast extract - 2 g/L
· Sodium chloride - 5 g/L
· Agar - 15 g/L
· pH - 7.0 ± 0.2
· Storage temperature - 2-8°C
Nutrient broth is a liquid formulation that does not contain agar
Nutrient Borth are used for enrihment of specified bateria like E,coli and salmnella
Read more: http://wiki.answers.com
2
PEMBUATAN MEDIA
1. Tujuan Percobaan
-
Mampu mengetahui dan membuat beberapa macam media yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
2. Dasar Teori
Mikroorganisme
dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium.
Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang
hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik seperti gula.
Sedangkan mikroorganisme lainnya memerluka suatu medium yang sangat kompleks
yaitu berupa mediumditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya. Medium
harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah
dan mudah larut dalam air. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar
makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh.
Secara
umum media dikelompokan menjadi 3 yaitu alami, semi buatan, dan buatan. Media
ala : tape, nasi, tanah, dll. Media semi buatan : terbuat dari bahan kimia
dengan bahan alami, misalnya agar tauge, agar kentang dextrose, dll. Media
buatan : media yang seluruhnya dibuat dari bahan kimia, misalnya agar sabaurud,
agar czapek Dak, dan lain-lain.
A.
Macam – macam Media
Berdasarkan
konsisten atau kepadatannya, medium dibagimenjadi 3 jenis, yaitu :
1. Media cair / broth / liquid
medium.
Contoh
: air pepton, nutrien broth, laktosa, media kaldu nutrient.
2. Media setengah padat ( semi solid
medium )
Contoh
: media kaldu agar tegak seni solid.
3. Medium padat ( solid medium )
Contoh
: media kaldu agar, media plate count agar, media agar sitrat sinmons.
Menurut bentuknya, media dapat
digolongkan dalam : media cair, media semi padat, dan medium padat. Media semi
padat adalah media yang mengandung bahan sama dengan media cair, tetapi
ditambah dengan agar-agar sehingga hampir padat. Medium padat yaitu medium cair
yang ditambah agar-agar sehingga jadi padat.
Menurut
kegunaannya, medium dapat digolongkan atas :
Ø Medium umum, yaitu medium yang umum dipakai untuk
menumbuhkan mikroorganisme dimana berbagai mikroorganisme dapat tumbuh pada
medium ini.
Ø Medium selektif , yaitu medium yang hanya dapat
ditumbuhi mikroorganisme tertentu saja. Contoh : agar Endo, agar SS, agar Hs,
dan lain-lain.
Ø Medium differensial, yaitu medium
yang dapat ditumbuhi semacam mikroorganisme dengan memberikan ciri tertentu.
Mikroorganisme tersebut mampu menguraikan salah satu bahan pembuat medium
dimana mikroorganisme lain yang sama-sama tumbuh disitu tidak mampu. Contoh :
agar darah, agar ecsin metilen blue, dan lain-lain.
Ø Medium pepaya, yaitu medium yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroorganisme tertentu sebelum ditumbuhkan pada medium yang
dipakai dalam penelitian dengan maksud menyuburkan lebih dahulu
mikroorganismetersebut.
B. Penyimpanan Media
Sebelum
digunakan, medium yang sudah disterilkan, baik medium cair maupun medium padat,
dapat disimpan didalam tabung-tabung gelas berupa erlenmeyer atau tabung-tabung
gelas berupa erlenmeyer atau tabung reaksi ataupun dalam botol.
Penyimpanan
dalam jumlah kecil biasanya dalam tabung reaksi sebanyak 10-15 ml untuk agar
yang nantinya diperlukan untuk mengisi cawan petri. Sebanyak 5-7 ml untuk
membuat agar miring yang diperlukan untuk menanam biakan, agar miring dibuat
dengan memiringkan tabung reaksi berisi medium setelah disterilkan sebelum
medium menjadi padat.
3. Alat dan Bahan
Nutrient
Agar ( agar kaldu )
Alat :
· Gelas kimia 1 buah
· Pengaduk 1 buah
· Spatula 1 buah
· Kaca arloji 1 buah
· Cawan petri 2 buah
· Magnet stirer 1 buah
· Neraca analitik 1 buah
· Hot plate 1 buah
· Aluminium foil
Bahan :
a. NaCl 5
gram
b. Pepton 5 gram
c. Ekstrak daging 3 gram
d. Aquadest 1 liter
e. Agar-agar (bacto) 18 gram
4. Langkah Kerja
1. Mencampurkan a-d.
2. Memanaskan hingga mendidih selama 5
– 10 menit.
3. Mengambil dari atas api, menambahkan
3 – 5 ml NaOH 20% sambil diaduk dengan mnggoyangkan labu erlenmeyer, hingga
bereaksi bisa terhadap brom – thymol blue.
4. Membiarkan kotorannya mengendap.
5. Menyaring melalui saringan kapas
hingga bening.
6. Memeriksa reaksinya terhadap “ brom
– thymol blue “ 0,04% dan menetralkan hingga akhirnya diperoleh pH 6,8 – 7,0.
7. Menambahkan agar-agar, menambahkan
lagi sampai agar-agar larut semua ( kelihatan larutan bening ).
8. Menstelirkan selama 20 menit pada
suhu 1200c.
5. Data Pengamatan
Sifat fisik
|
Pengamatan
|
|
Sebelum pendinginan
|
Sesudah pendinginan
|
|
Warna
|
Kuning
|
Kuning
|
Bentuk
|
Cair
|
Padat
|
Bau
|
Berbau
|
Tidak berbau
|
6. Analisa Percobaan
Percobaan
pembuatan media yang dilakukan adalah nutrient agar ( agar kaldu ). Percobaan
dilakukan dengan mencampurkan semua bahan yang telah ditimbang, penimbangan
dilakukan dengan cepat karena pepton bacto dan ekstrak daging bersifta
higroskopis. Setelah semua tercampur dengan aquadest, dipanaskan gingga
mendidih selama bebrapa menit. Pada saat pemanasan, larutan dimasukan magnetic
stirer. Setelah larutan dididihkan menjadi bening, larutan didinginkan sampai
larutan tersebut menjadi agar – agar padat.
7. Kesimpulan
Setelah
melakun percobaan maka dapat disimpulkan media yang dibuat harus disesuaikan
dengan karakteristik dari jenis mikroba yang akan ditumbuhkan. Faktor
lingkungan seperti suhu, pH, kecukupan nutrient media dan kontaminasi perlu
dikondisikan sebaik mungkin agar mikroba yang ditumbuhkan berhasil.
3
landasan tori mac
Mac Conkey Agar adalah media mikrobiologi differential yang direkomendasikan untuk seleksi dan recovery Enterobactericeae dan bakteri batang gram negatif enterik lainnya.
Salah satu media yang bisa digunakan adalah M081 Mac Conkey Agar with 0.15 % Bile Salts , Crystal Violet dan Natrium Chlorida dari HiMedia.
Media Mikrobiologi ini digunakan untuk isolasi selektif dan pembeda dari bakteri enterik yang dapat memfermentasi laktoda dan bakteri yang tidak dapat memfermentasi laktosa.
Media Mikrobiologi ini mengandung Crystal violet dan lebih selektif dibanding Mac Conkey dengan nomer katalog M008. Media ini mampu menekan pertumbuhan bakteri gram positif termasuk Staphylococcus.
Prinsip dan Interprestasi.
Mac Conkey agar adalah media mikrobiologi selektif dan berperan sebagai media differential yang digunakan untuk deteksi dan isolasi mikroorganisme gram negatif dari sampel klinik, susu, makanan, air , pharmasi dan sampel industri lainnya.
Media mikrobiologi ini juga direkomendasikan untuk seleksi dan rekovery dari enterobactericeae dan bakteri batang enteric gram negatif lainnya.
United States Pharmacopea (USP) merekomendasikan media mikrobiologi ini untuk digunakan pada pengujian Microbial Limit Test.
Media Mikrobiologi ini direkomendasikan oleh American Public Health Association ( APHA ) untuk digunakan pada analisa direct plating sampel air untuk basil coliform , untuk analisa mikroorganisme penyebab keracunan pada sampel makanan dan untuk isolasi salmonella dan shigella pada susu.
Mac Conkey Agar juga digunakan untuk menghitung bakteri coli-aerogenes pada faeces sapi dan ternak lainnya. Digunakan juga untuk menghitung coli-aerogenes dan bakteri yang tidak memfermentasi laktosa pada bangkai hewan.
Media Mikrobiologi Mac Conkey Agar original megandung protein, bile salts, natrium klorida dan 2 bahan pewarna (dyes).
Aksi selektif media mikrobiologi ini dihasilkan oleh crystal violet dan bile salts yang dapat menghambat bakteri gram positif.
Bakteri gram negatif tumbuh dengan baik pada media ini dan dibedakan dari sifatnya dalam memfermentasi laktosa.
Strain yang memfermentasi laktosa tumbuh sebagai koloni merah atau pink dan mungkin dikelilingi oleh zona asam presipiat empedu.
Warna merah berasal dari kaitan antara produksi asam dari laktosa , penyerapan dari neutral red dan perubahan pH media dibawah 6.8.
Strains yang tidak memfermentasi laktosa seperti salmonella dan shigella tumbuh dengan koloni tidak berwarna dan transparant.
Yersinia enterocolitica mungkin tumbuh sebagai koloni kecil, tidak memfermentasi laktosa ,setelah di inkubasi pada suhu ruang.
Komposisi :
- Peptic digest of animal tissue : 1.50
- Casein Enzymatic Hydrolisate : 1.50
- Pancreatic Digest of gelatin : 17.00
- Lactose : 10.00
- Bile salts : 1.50
- Sodium Chlorida : 5.00
- Crystal Violet : 0.001
- Neutral red : 0.03
- Agar : 15.00
Cara Pembuatan
Timbang 51.50 gram media mikrobiologi dalam 1000 ml aquadest . Panasakan dengan menggunakan hot plate stirrer hingga mendidih sampai media mikrobiologi larut dengan sempurna.
Sterilkan dengan menggunakan autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit.
Quality Control
Appearance
bubuk berwarna kuningterang sampai merah muda, free flow
Warna dan Kejernihan
Gel agar berwarna merah ,jernih sampai sedikit keruh.
·
Sejarah Media
Eosin Methylene Blue Agar
Media Eosin Methylene Blue Agar adalah hasil
modifikasi dari Levine M. (1918-1921) yang digunakan untuk diferensiasi Escherichia
coli dan Enterobacteria aerogenes, untuk identifikasi cepat dari Candida
albicans, dan untuk identifikasi Staphylococcus koagulase-positif.
Media yang sudah jadi dirumuskan secara spesifik oleh
APHA (American Public Health Association)
(1970-1992). Media ini dibuat dan dirumuskan dengan tujuan untuk mendeteksi dan
membedakan mikroorganisme dari kelompok bakteri coliform.
Weld Julia (1951-1953) mengusulkan penggunaan
media Levine Eosin methylene blue agar, dengan menambahkan chlortetracycline
hydrochloride untuk identifikasi cepat Candida albicans untuk
spesimen klinis. Dengan metode ini identifikasi positif Candida
albicans dapat dilakukan setelah 24 sampai 48 jam inkubasi pada 37 ° C
dalam 10% karbon dioksida dari feses, sekresi oral dan vaginal, dan kuku atau
kerokan kulit. Vogel dan Moses mengkonfirmasi keunggulan
metode Weld untuk identifikasi yang relatif cepat untuk spesies Candida
albicans dalam dahak. Mereka menemukan bahwa penggunaan Eosin methylene
blue agar hanya dapat digunakan untuk metode yang lebih konvensional
untuk identifikasi Candida albicans dalam dahak. Selain itu, dengan
penambahan chlortetracycline hydrochloride media menyediakan
sarana untuk identifikasi beberapa jenis bakteri Gram-negatif. Doupagne
juga meneliti penggunaan media Levine dalam kondisi tropis.
Haley dan Stonerod menemukan bahwa metode Weld
adalah variabel sehingga Walker dan Huppert 14 menganjurkan penggunaan agar
tepung jagung dan tes fermentasi cepat di samping media Levine. Dengan
menggunakan teknik cepat gabungan mereka mampu mendapatkan hasil dalam waktu 48
sampai 72 jam.
Setelah temuan Vogel dan Moses, Menolasino dan
kawan-kawan menggunakan media Levine Eosin methylene blue agar
untuk identifikasi Staphylococcus koagulase-positif yang tumbuh dengan
warna yang khas, dengan koloni titik yang tersebar. Media Levine lebih efisien
jika dibandingkan dengan media Tellurite Glisin Agar dan menunjukkan
korelasi yang baik dengan tes koagulase plasma. (Thermo Fisher Scientific,
2013)
- Karakteristik Media Eosin Methylene Blue Agar
Media EMB Agar agar yang memiliki
karakteristik sebagai berikut :
· Berdasarkan sifat fisiknya media EMB Agar merupakan
media padat atau solid karena mengandung agar sekitar 15g /liter sehingga
setelah dingin media akan menjadi padat.
· Berdasarkan kandungan bahannya media EMB Agar
merupakan media sintetis karena komposisinya tersusun dari bahan-bahan kimia
yang telah diketahui komposisinya secara pasti.
· Berdasarkan tujuan pembuatannya media EMB Agar
merupakan media selektif diferensial untuk menubuhkan bakteri gram negatif dari
golongan Enterobacteriaceae.
· Media EMB
Agar yang masih berupa serbuk memiliki warna ungu berbentuk serbuk dan media
yang sudah jadi berwarna ungu gelap dengan konsistensi padat.
· Berdasarkan jenisnya media EMB Agar merupakan media
plate, karena dicetak di dalam petridisk steril.
· Media EMB
Agar memiliki pH asam yaitu pH 6.8 ± 0,2.
·
Fungsi Media Eosin Methylene Blue Agar
Secara umum
media EMB agar adalah media isolasi untuk membedakan bakteri Enterobacteriaceae.
EMB Agar adalah media yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri
coliform di dalam suatu sample. Media Eosin Methylene Blue Agar ini mempunyai
keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk membedakan mikroba yang
memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa,
dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan
koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba
lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Fungsi dari eosin dan metilen
blue membantu mempertajam perbedaan warna. Namun demikian, jika media ini
digunakan pada tahap awal, kuman lain bisa juga tumbuh terutama P.
Aerugenosa dan Salmonella sp. Hal ini dapat menimbulkan
keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa
kontaminan tersebut adalah E.coli. Media ini berbentuk padat
berguna untuk menjaga sel tidak berpindah tempat sehingga akan mudah dihitung
dan dipisahkan jenisnya ketika tumbuh menjadi koloni. Media padat juga
menampakkan difusi hasil metabolit bakteri sehingga memudahkan dalam pengujian
suatu hasil metabolit.
- Komponen Media EMB Agar
Komposisi dari EMB Agar secara umum
terdiri dari sumber nutrisi atau zat makanan dan komposisi media pertumbuhan.
Salah satu media EMB Agar yang diproduksi oleh pabrik yang biasa digunakan di
laboratorium adalah media EMB Agar dengan merk Oxoid CM0069, terdiri dari
komponen :
Peptone
: 10.0 g/L
Lactose
: 10.0 g/L
Dipotassium hydrogen phosphate
: 2.0 g/L
Eosin
: 0.4 g/L
Methylene blue
: 0.065 g/L
Agar
: 15.0 g/L
- Fungsi Komponen Penyusun Media
Adapun fungsi
dari masing-masing komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pepton 10 g
Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver,
darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya tergantung
pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya. Sebagai sumber protein
untuk mikroorganisme yang akan dibiakkan.
2. Lactose 10 g
Laktosa dan berfungsi untuk memisahkan bakteri yang
memfermentasikan laktosa seperti E.coli, dengan bakteri yang tidak
memfermentasi laktosa seperti S. aureus, Pseudomonas aeruginusae, dan
Salmonella. Berfungsi sebagai sumber karbohidrat untuk pertumbuhan
mikroorganisme.
3. Di-potassium
hydrogen phosphate 21 g
Merupakan
garam yang sangat larut dalam air. Bahan ini berfungsi sebagai pupuk, makanan aditif dan zat penyangga.
4. Eosin 0.4 g
Berfungsi sebagai indikator warna.
5. Methyline blue
0.06 g
Berfungsi sebagai Indikator warna.
6. Agar 15 g
Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit
didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45⁰C.
- Perhitungan
Perhitungan dalam pembuatan media EMB Agar sangat
diperlukan untuk membantu dalam penimbangan dan pelarutan media yang dibuat
dengan volume tertentu. Penimbangan diperlukan agar komposisi media yang dibuat
tepat, tidak berubah dan tetap dapat berfungsi baik dan sama walaupun dibuat
dalam volume berbeda.
Dalam kemasan media EMB Agar yang diproduksi oleh
pabrik telah tertera standar penimbangan dan pelarutan media. Seperti pada
media dehidrasi EMB Agar merk OXOID CM0069 standar penimbangan dan pelarutan
yang diberikan adalah 37, 5 gram dalam satu liter. Jika ingin membuat
media dengan volume berbeda baik lebih besar maupun lebih sedikit dapat
dikonversi menggunakan rumus sebagai berikut: V1/W1=V2/W2
Dengan V1 dan
W1 merupakan volume dan berat dari standar penimbangan dan pelarutan
yang diberikan oleh perusahaan yang memproduksi media, sedangkan V2 dan
W2 merupakan volume pelarutan dan berat media yang akan ditimbang.
·
Penimbangan
Penimbangan
dilakukan dengan terlebih dahulu menyesuaikan dengan volume media yang ingin
dibuat. Jika sudah ditentukan berapa besar volume media yang ingin dibuat, maka
berat penimbangan dapat dihitung dengan perhitungan seperti di atas (V1/W1=V2/W2).
·
Prosedur
Pembuatan EMB Agar
Media EMB Agar
dapat dibuat melalui prosedur-prosedur sebagai berikut :
1. Semua APD digunakan dengan baik, benar, dan lengkap.
2. Disiapkan semua alat-alat dan bahan-bahan yang akan
digunakan.
3. Dipastikan semua alat dan bahan dalam keadaan siap
digunakan.
4. Ditimbang serbuk media EMB agar (sesuai dengan volume
yang dibuat, dengan rumus
.

5. Dipindahkan serbuk media EMB agar ke beaker glass,
lalu ditambahkan aquadest sesuai dengan volume, dipindahkan ke Erlenmeyer.
6. Dihomogenkan larutan dengan bantuan pemanasan dan
pengadukan.
7. Pelarutan tidak boleh sampai mendidih (pelarutan harus
sempurna sehingga tidak ada kristal yang tersisa).
8. Dicek pH larutan sesuai petunjuk media (pH= 6,8 ± 0,2)
pada suhu 250C.
9. Diperhatikan pengecekan suhu larutan saat pengecekan
pH media.
10. Ditambah NaOH 0,01 N jika pH larutan kurang basa dan
ditambahkan HCl 0,01 N jika pH larutan kurang asam.
11. Disterilisasi ±1210C (1 atm); ±15 menit.
12. Dibagi/ dimasukan kedalam petridisak steril yang sudah
disiapkan.
13. Dibiarkan media membeku dengan sempurna.
14. Dimasukkan media ke inkubator (±370 C), ±24
jam untuk uji kualitas media, dengan posisi petridisk terbalik.
(Merta, dkk., 2013)
- Uji Kualitas Media
Kualitas media harus diperiksa terlebih dahulu sebelum
media digunakan. Secara umum ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menguji mutu media yang telah diuat, antara lain.
a. Secara visual
Secara visual dapat dilakukan dengan cara melihat warna, kekeruhan, dan
perubahan lain yang dapat dilihat, contohnya :
-
Bila warna media EMB berubah warna dari warna
standarnya yaitu ungu gelap. Jika hal ini terjadi patut dicurigai terjadi
pergeseran nilai pH. Untuk itu dapat nilai pH dapat diukur kembali menggunakan
alat ukur pH, seperti pH stik atau pH meter. Bila pH media berbeda ± 0,2 satuan
, maka media harus dibuat baru, atau dapat pula ditambahkan larutan basa
seperti NaOH jika kurang basa, atau larutan asam seperti HCl jika kurang asam.
b. Uji sterilitas
Uji sterilitas merupakan satu keharusan untuk mengetahui kualitas media
apakah masih layak digunakan atau tidak. Uji sterilitas ini dilakukan dengan
mengambil 5 % media dari setiap batch media yang dibuat. Kemudian
diinkubasi selama dua hari pada suhu 350 C. Bila terdapat
pertumbuhan lebih dari dua koloni kuman pada satu cawan petri atau lebih,
berarti seluruh media dari batch tersebut tidak dapat dipakai.
c. Penanaman kuman kontrol positif dan kontrol negatif
Kuman kontrol positif adalah kuman yang seharusnya
tumbuh pada media tertentu, sedangkan kontrol kuman negatif adalah kuman yang
seharusnya tidak tumbuh pada media tertentu.
- Nilai-nilai kritis dalam pembuatan madia EMB Agar ( Eosin Methylene Blue Agar)
1. Penimbangan bubuk media harus sesuai dengan volume
yang akan dibuat, maka dari itu dapat dibantu dengan perhitungan.
2. Pelarutan media jangan sampai mendidih karena dapat
merusak komposisi media, khususnya kandungan gula (laktosa), merubah pH media,
dan membuat media susah memadat.
3. Pengecekan pH media harus pada suhu 25 °C agar tidak
merusak indikator pH yang digunakan.
4. Proses sterilisasi harus tepat suhu, waktu dan tekanan
pada autoklaf agar media yang dibuat terhindar dari mikroorganisme yang tidak diinginkan.
5. Proses pengerjaan harus cepat dan tepat, khususnya
saat media akan dituang ke petridisk, agar media tidak memadat sebelum
dipindahkan ke petridisk.
6. Penuangan media ke petri disk harus pada kondisi
steril yaitu melalui proses fiksasi.
7. Media diinkubasi selama ± 24 jam, dengan posisi
petridisk terbalik, untuk menyediakan sirkulasi udara yang baik untuk
pertumbuhan bakteri, dan agar uap air yang berkondensasi menjadi tetesan air
tidak jatuh ke permukaan media dan menyebabkan kontaminasi.
8. Jika tidak digunakan media harus disimpan terhindar
dari sinar matahari langsung dan disimpan di dalam kulkas pada suhu 20
– 80 C.
4
google+
Minggu, 14 April 2013
PEMBUATAN EMBA DAN MCA
I.
Tanggal Praktikum : 7 Desember 2012
II.
Judul Praktikum : Pembuatan Media EMBA dan MCA
III.
Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui cara pembuatan media EMBA dan MCA
IV.
Landasan Teori
Media adalah suatu bahan yang terditri atas campuran
zat – zat hara ( nutrein ) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan
menggunakan bermacam – macam media dapat dilakukan isolasi, perbanykan,
pengaujan sifat fisiologis dan perhitungan sejumlaf mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu
media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat – syarat antara lain :
Ø Harus
mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
Ø Harus
mempunyai tekana osmosis
Ø Tegangan
permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh
Ø Tidak
mengandung zat – zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba
Ø Harus
berada dalam keadaan steril sebelum digunakan agar mikroba yang ditumbuhkan
dapat tumbuh dengan baik. ( sutedjo,
1990 ).
Media EMBA ( Eosin Methylen Blue Agar ) mempunyai
keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilih mikroba yang
memfermentasikan laktosa seperti staphylococcus aureus, P. aerugenosa dan
salmonella. Mikroba yang memfermentasikan laktosa akan menghasilkan koloni
dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang
dapat tumbuh koloninyan tidak berwarna. Adanya eosin dan methylen blue membantu
mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada
tahap awal Karena kuman lainnya juga tumbuh terutama P. aerugenosa dan
salmonella sp. Dan dapat menimbulkan keraguan. Emba yang menggunakan eosin dan
methylen blue sebagai indicator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni
yang meragikan laktosa dan tidak meragikan laktosa. ( Hastowo, 1992).
MCA ( Mac Conkey Agar ) adalah media selektif dan
defferensial yang digunakan untuk isolasi dan differensiasi non pemilih gram
negative batang, khusunya anggota Enterobacteriaceae keluarga dan genus
Pseudomonas. Dimasukkannya violet Kristal dan garam empedu di media mencegah
pertumbuhan bakteri gram positif dan rewel bakteri gram negative, seperti
Neisseria dan Pasteurella. Teloransi bakteri gram negative enteric untuk empedu
sebagian merupakan hasil dari membrane luar yang relative empedu tahan yang
menyembunyikan empedu sensitive membrane sitoplasma. ( Nikaido, 1996 ).
V.
Alat Dan Bahan
1. Alat
yang digunakan :
1. Autoclave
2. Batang
Pengaduk
3. Bunsen
4. Cawan
Petri
5. Erlenmeyer
250 ml
6. Gelas
Kimia
7. Gelas
Ukur 100 ml
8. Indicator
pH
9. Neraca
Digital
10. Sendok
Tanduk
11. Waterbath
2. Bahan
yang digunakan :
1. Aquadest
2. Eosin
Methylen Blue Agar ( EMBA )
3. HCL
4. Kapas
5. Mac
Conkey Agar ( MCA )
VI.
Perhitungan
1. Pembuatan
media EMBA :









1000 1000
X = 3, 74 gram
2.
Pembuatan media MCA :









1000 1.000
X
= 7,5 gram
VII.
Prosedur Kerja
1.
Prosedur Kerja Pembuatan Media EMBA :
1.
Disiapkan alat dan bahan
2.
Ditimbang EMBA menggunakan gelas kimia
sebanyak 3,74 gram pada neraca digital
3.
Dipindahkan kedalam Erlenmeyer
4.
Dibilas sisa EMBA dalam gelas kimia
dengan menggunakan aquadest sebanyak 3 kali sampai tidak tersisa lagi kemudian
dimasukkan kedalam erlenmeyer
5.
Dilarukan dalam 100 ml aquadest
6.
Dikocok hingga larut
7.
Diukur pH larutan menggunakan indicator
pH sampai mendapatkan pH yang ditentukan
8.
Ditutup
Erlenmeyer menggunakan kapas
9.
Dihomogenkan dalam waterbath
10.
Disterilisasi menggunakan autoclave
dengan suhu 121° C selama 15 menit
11.
Dituang media dalam cawan petri
12.
Dibiarkan media membeku kemudian
dibungkus menggunakan kertas putih dengan cara dibalik
13.
Dimasukkan kedalam lemari pendingin.
2.
Prosedur Kerja Pembuatan media MCA :
1.
Disiapkan alat dan bahan
2.
Ditimbang MCA menggunakan gelas kimia
sebanyak 7,5 gram pada neraca digital
3.
Dipindahkan kedalam Erlenmeyer
4.
Dibilas sisa MCA dalam gelas kimia
menggunakan aquadest sebanyak 3 kali sampai tidak tersisa lagi kemudian
dimasukkan kedalam erlenmeyer
5.
Dilarutkan dalam 150 ml aquadest yang
telah diukur pHnya terlebih dahulu
6.
Ditutup Erlenmeyer menggunakan kapas
7.
Disterilisasi menggunakan autoclave
dengan suhu 121° C selama 15 menit
8.
Dituang media dalam cawan petri
9.
Dibiarkan media membeku kemudian
dibungkus menggunakan kertas putih dengan cara dibalik
10.
Dimasukkan kedalam lemari pendingin
VIII.
Kesimpulan
Media
EMBA mengandung laktosa yang berfungsi untuk memilih mikroba yang
memfermentasikan laktosa dan media ini termasuk dalam media differensial
sedangkan media MCA merupakan media selektif dan differensial kerena digunakan untuk
isolasi dan differensiasi non pemilih gram negative batang.
IX.
Saran
Dalam
pembuatan media sebaiknya diperhatikan pHnya sesuai dengan keterangan yang ada
pada media agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar