Senin, 10 November 2014

kumpulan laporan orang



Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.

Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai berikut.
1.Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.
2.Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama.
3.Atur pH sampai 7,0.
4.Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.
5.Sterilisasi dengan autoklaf.

Nutrient  Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak beef dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumber protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Medium Nutrient Agar (NA) merupakan medium yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri
Nutrient Broth (NB) adalah medium yang berbentuk cair dengan bahan dasar adalah ekstrak beef dan peptone. Perbedaan konsentris antara Nutrient Agar dengan Nutrient Broth yaitu nutrient agar berbentuk padat dan Nutrient Broth berbentuk cair. Susunan kimia sama-sama sintetik. Fungsi kimia dari nutrient agar dan nutrient broth sebagai medium umum. Medium Nutrient Broth (NB) merupakan medium yang berwarna coklat yang memiliki konsistensi yang cair dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri sama seperti medium NA.
Nutrient agar is a microbiological growth medium commonly used for the routine cultivation of non-fastidious bacteria. It is useful because it remains solid even at relatively high temperatures. Also, bacteria grown in nutrient agar grows on the surface, and is clearly visible as small colonies. In nutrient broth, the bacteria grows in the liquid, and is seen as a soupy substance, not as clearly distinguishable clumps. Nutrient agar typically contains (w/v):[1]
§  0.5 % Peptone
§  0.3 % beef extract/yeast extract
§  1.5 % agar
§  0.5% NaCl
distilled water
§  pH adjusted to neutral (6.8) at 25 °C.
Nutrient broth is made identically, except omitting the agar.

Nutrient agar
·         Peptone - 5 g/L
·         Meat extract - 1 g/L
·         Yeast extract - 2 g/L
·         Sodium chloride - 5 g/L
·         Agar - 15 g/L
·         pH - 7.0 ± 0.2
·         Storage temperature - 2-8°C


Nutrient broth is a liquid formulation that does not contain agar
Nutrient Borth are used for enrihment of specified bateria like E,coli and salmnella

Read more: 
http://wiki.answers.com






2


PEMBUATAN MEDIA



1. Tujuan Percobaan
          - Mampu mengetahui dan membuat beberapa macam media yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya.

2. Dasar Teori
                   Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya memerluka suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa mediumditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya. Medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh.
                   Secara umum media dikelompokan menjadi 3 yaitu alami, semi buatan, dan buatan. Media ala : tape, nasi, tanah, dll. Media semi buatan : terbuat dari bahan kimia dengan bahan alami, misalnya agar tauge, agar kentang dextrose, dll. Media buatan : media yang seluruhnya dibuat dari bahan kimia, misalnya agar sabaurud, agar czapek Dak, dan lain-lain.
                   A. Macam – macam Media
                             Berdasarkan konsisten atau kepadatannya, medium dibagimenjadi 3 jenis, yaitu :
1. Media cair / broth / liquid medium.
     Contoh : air pepton, nutrien broth, laktosa, media kaldu nutrient.
2. Media setengah padat ( semi solid medium )
     Contoh : media kaldu agar tegak seni solid.
3. Medium padat ( solid medium )
     Contoh : media kaldu agar, media plate count agar, media agar sitrat sinmons.

              Menurut bentuknya, media dapat digolongkan dalam : media cair, media semi padat, dan medium padat. Media semi padat adalah media yang mengandung bahan sama dengan media cair, tetapi ditambah dengan agar-agar sehingga hampir padat. Medium padat yaitu medium cair yang ditambah agar-agar sehingga jadi padat.                       
Menurut kegunaannya, medium dapat digolongkan atas :
Ø Medium umum, yaitu medium yang umum dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme dimana berbagai mikroorganisme dapat tumbuh pada medium ini.
Ø Medium selektif , yaitu medium yang hanya dapat ditumbuhi mikroorganisme tertentu saja. Contoh : agar Endo, agar SS, agar Hs, dan lain-lain.
Ø Medium differensial, yaitu medium yang dapat ditumbuhi semacam mikroorganisme dengan memberikan ciri tertentu. Mikroorganisme tersebut mampu menguraikan salah satu bahan pembuat medium dimana mikroorganisme lain yang sama-sama tumbuh disitu tidak mampu. Contoh : agar darah, agar ecsin metilen blue, dan lain-lain.
Ø Medium pepaya, yaitu medium yang dipakai untuk menumbuhkan mikroorganisme tertentu sebelum ditumbuhkan pada medium yang dipakai dalam penelitian dengan maksud menyuburkan lebih dahulu mikroorganismetersebut.
B. Penyimpanan Media
                   Sebelum digunakan, medium yang sudah disterilkan, baik medium cair maupun medium padat, dapat disimpan didalam tabung-tabung gelas berupa erlenmeyer atau tabung-tabung gelas berupa erlenmeyer atau tabung reaksi ataupun dalam botol.
                   Penyimpanan dalam jumlah kecil biasanya dalam tabung reaksi sebanyak 10-15 ml untuk agar yang nantinya diperlukan untuk mengisi cawan petri. Sebanyak 5-7 ml untuk membuat agar miring yang diperlukan untuk menanam biakan, agar miring dibuat dengan memiringkan tabung reaksi berisi medium setelah disterilkan sebelum medium menjadi padat.

3. Alat dan Bahan
     Nutrient Agar ( agar kaldu )
Alat :
·        Gelas kimia                    1 buah
·        Pengaduk                       1 buah
·        Spatula                          1 buah
·        Kaca arloji                     1 buah
·        Cawan petri                            2 buah
·        Magnet stirer                 1 buah
·        Neraca analitik              1 buah
·        Hot plate                       1 buah
·        Aluminium foil
Bahan :
a.     NaCl                              5 gram
b.     Pepton                           5 gram
c.      Ekstrak daging              3 gram
d.     Aquadest                       1 liter
e.      Agar-agar (bacto)          18 gram

4. Langkah Kerja
1.     Mencampurkan a-d.
2.     Memanaskan hingga mendidih selama 5 – 10 menit.
3.     Mengambil dari atas api, menambahkan 3 – 5 ml NaOH 20% sambil diaduk dengan mnggoyangkan labu erlenmeyer, hingga bereaksi bisa terhadap brom – thymol blue.
4.     Membiarkan kotorannya mengendap.
5.     Menyaring melalui saringan kapas hingga bening.
6.     Memeriksa reaksinya terhadap “ brom – thymol blue “ 0,04% dan menetralkan hingga akhirnya diperoleh pH 6,8 – 7,0.
7.     Menambahkan agar-agar, menambahkan lagi sampai agar-agar larut semua ( kelihatan larutan bening ).
8.     Menstelirkan selama 20 menit pada suhu 1200c.

5. Data Pengamatan
Sifat fisik
Pengamatan
Sebelum pendinginan
Sesudah pendinginan
Warna
Kuning
Kuning
Bentuk
Cair
Padat
Bau
Berbau
Tidak berbau

6. Analisa Percobaan
          Percobaan pembuatan media yang dilakukan adalah nutrient agar ( agar kaldu ). Percobaan dilakukan dengan mencampurkan semua bahan yang telah ditimbang, penimbangan dilakukan dengan cepat karena pepton bacto dan ekstrak daging bersifta higroskopis. Setelah semua tercampur dengan aquadest, dipanaskan gingga mendidih selama bebrapa menit. Pada saat pemanasan, larutan dimasukan magnetic stirer. Setelah larutan dididihkan menjadi bening, larutan didinginkan sampai larutan tersebut menjadi agar – agar padat.

7. Kesimpulan
          Setelah melakun percobaan maka dapat disimpulkan media yang dibuat harus disesuaikan dengan karakteristik dari jenis mikroba yang akan ditumbuhkan. Faktor lingkungan seperti suhu, pH, kecukupan nutrient media dan kontaminasi perlu dikondisikan sebaik mungkin agar mikroba yang ditumbuhkan berhasil.




3
 landasan tori mac


Mac Conkey Agar adalah media mikrobiologi differential yang direkomendasikan untuk seleksi dan recovery Enterobactericeae dan bakteri batang gram negatif enterik lainnya.

Salah satu media yang bisa digunakan adalah M081 Mac Conkey Agar with 0.15 % Bile Salts , Crystal Violet dan Natrium Chlorida dari HiMedia.
Media Mikrobiologi ini digunakan untuk isolasi selektif dan pembeda dari bakteri enterik yang dapat memfermentasi laktoda dan bakteri yang tidak dapat memfermentasi laktosa.
Media Mikrobiologi ini mengandung Crystal violet dan lebih selektif dibanding Mac Conkey dengan nomer katalog M008. Media ini mampu menekan pertumbuhan bakteri gram positif termasuk  Staphylococcus.
Prinsip dan Interprestasi.
Mac Conkey agar adalah media mikrobiologi selektif dan berperan sebagai media differential yang digunakan untuk deteksi dan isolasi mikroorganisme gram negatif dari sampel klinik, susu, makanan, air , pharmasi dan sampel industri lainnya.
Media mikrobiologi ini juga direkomendasikan untuk seleksi dan rekovery dari enterobactericeae dan bakteri batang enteric gram negatif lainnya.
United States Pharmacopea (USP) merekomendasikan media mikrobiologi ini untuk digunakan pada pengujian Microbial Limit Test.
Media Mikrobiologi ini direkomendasikan oleh American Public Health Association ( APHA ) untuk digunakan pada analisa direct plating sampel air untuk basil coliform , untuk analisa mikroorganisme penyebab keracunan pada sampel makanan dan untuk isolasi salmonella dan shigella pada susu.
Mac Conkey Agar juga digunakan untuk menghitung bakteri coli-aerogenes pada faeces sapi dan ternak lainnya. Digunakan juga untuk menghitung coli-aerogenes dan bakteri yang tidak memfermentasi laktosa pada bangkai hewan.
Media Mikrobiologi Mac Conkey Agar original megandung protein, bile salts, natrium klorida dan 2 bahan pewarna (dyes).
Aksi selektif media mikrobiologi ini dihasilkan oleh crystal violet dan bile salts yang dapat menghambat bakteri gram positif.
Bakteri gram negatif tumbuh dengan baik pada media ini dan dibedakan dari sifatnya dalam memfermentasi laktosa.
Strain yang memfermentasi laktosa tumbuh sebagai koloni merah atau pink dan mungkin dikelilingi oleh zona asam presipiat empedu.
Warna merah berasal dari kaitan antara produksi asam dari laktosa , penyerapan dari neutral red dan perubahan pH media dibawah 6.8.
Strains yang tidak memfermentasi laktosa seperti salmonella dan shigella tumbuh dengan koloni tidak berwarna dan transparant.
Yersinia enterocolitica mungkin tumbuh sebagai koloni kecil, tidak memfermentasi laktosa ,setelah di inkubasi pada suhu ruang.
Komposisi :
  • Peptic digest of animal tissue : 1.50
  • Casein Enzymatic Hydrolisate : 1.50
  • Pancreatic Digest of gelatin : 17.00
  • Lactose : 10.00
  • Bile salts : 1.50
  • Sodium Chlorida : 5.00
  • Crystal Violet : 0.001
  • Neutral red : 0.03
  • Agar : 15.00
pH akhir pada suhu 25° C 7.1± 0.2
Cara Pembuatan
Timbang 51.50 gram media mikrobiologi dalam 1000 ml aquadest . Panasakan dengan menggunakan hot plate stirrer hingga  mendidih sampai media mikrobiologi larut dengan sempurna.
Sterilkan dengan menggunakan autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit.
Quality Control
Appearance
bubuk berwarna kuningterang sampai merah muda, free flow
Warna dan Kejernihan
Gel agar berwarna merah ,jernih sampai sedikit keruh.



·         Sejarah Media Eosin Methylene Blue Agar 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2lmobiPfOOYouhEUE_SBJLJBvrv-gvX2UVwH17eqVkXEvhpxo1VcJf-plb0xSvBJeflIvv1nlJkQZF-CJ15KUPfhDlwZMgPe6UUu-E1cN0s_9CiuPVyU-x_wjKujFok7kYOec7gXeTqo/s320/E_coli_EMB_fig1.jpg
Media Eosin Methylene Blue Agar  adalah hasil modifikasi dari Levine M. (1918-1921) yang digunakan untuk diferensiasi Escherichia coli dan Enterobacteria aerogenes, untuk identifikasi cepat dari Candida albicans, dan untuk identifikasi Staphylococcus koagulase-positif.
Media yang sudah jadi dirumuskan secara spesifik oleh APHA (American Public Health Association) (1970-1992). Media ini dibuat dan dirumuskan dengan tujuan untuk mendeteksi dan membedakan mikroorganisme dari kelompok bakteri coliform.

Weld  Julia (1951-1953) mengusulkan penggunaan media  Levine Eosin methylene blue agar, dengan menambahkan chlortetracycline hydrochloride untuk identifikasi cepat Candida albicans untuk spesimen  klinis. Dengan metode ini identifikasi positif Candida albicans dapat dilakukan setelah 24 sampai 48 jam inkubasi pada 37 ° C dalam 10% karbon dioksida dari feses, sekresi oral dan vaginal, dan kuku atau kerokan kulit. Vogel dan  Moses  mengkonfirmasi  keunggulan metode Weld untuk identifikasi yang relatif cepat untuk spesies  Candida albicans dalam dahak. Mereka menemukan bahwa penggunaan Eosin methylene blue agar  hanya dapat digunakan untuk metode yang lebih konvensional untuk identifikasi Candida albicans dalam dahak. Selain itu, dengan penambahan chlortetracycline hydrochloride  media menyediakan sarana untuk identifikasi beberapa jenis bakteri  Gram-negatif. Doupagne juga meneliti penggunaan media Levine dalam kondisi tropis.
Haley dan Stonerod  menemukan bahwa metode Weld adalah variabel sehingga Walker dan Huppert 14 menganjurkan penggunaan agar tepung jagung dan tes fermentasi cepat di samping media Levine. Dengan menggunakan teknik cepat gabungan mereka mampu mendapatkan hasil dalam waktu 48 sampai 72 jam.
Setelah temuan Vogel dan Moses, Menolasino dan kawan-kawan menggunakan media Levine Eosin methylene blue agar  untuk identifikasi Staphylococcus koagulase-positif yang tumbuh dengan warna yang khas, dengan koloni titik yang tersebar. Media Levine lebih efisien jika dibandingkan dengan  media Tellurite Glisin Agar dan menunjukkan korelasi yang baik dengan tes koagulase plasma. (Thermo Fisher Scientific, 2013)


  • Karakteristik Media Eosin Methylene Blue Agar 
Media EMB Agar agar yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
·     Berdasarkan sifat fisiknya media EMB Agar merupakan media padat atau solid karena mengandung agar sekitar 15g /liter sehingga setelah dingin media akan menjadi padat.
·     Berdasarkan kandungan bahannya media EMB Agar merupakan media sintetis karena komposisinya tersusun dari bahan-bahan kimia yang telah diketahui komposisinya secara pasti.
·    Berdasarkan tujuan pembuatannya media EMB Agar merupakan media selektif diferensial untuk menubuhkan bakteri gram negatif dari golongan Enterobacteriaceae.
·         Media EMB Agar yang masih berupa serbuk memiliki warna ungu berbentuk serbuk dan media yang sudah jadi berwarna ungu gelap dengan konsistensi padat.
·      Berdasarkan jenisnya media EMB Agar merupakan media plate, karena dicetak di dalam petridisk steril.
·         Media EMB Agar memiliki pH asam yaitu pH 6.8 ± 0,2.

·         Fungsi Media Eosin Methylene Blue Agar 
Secara umum media EMB agar adalah media isolasi untuk membedakan  bakteri Enterobacteriaceae. EMB Agar adalah media yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri coliform di dalam suatu sample. Media Eosin Methylene Blue Agar ini mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk membedakan mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam.  Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Fungsi dari eosin dan metilen blue membantu mempertajam perbedaan warna. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal, kuman lain bisa juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp. Hal ini dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Media ini berbentuk padat berguna untuk menjaga sel tidak berpindah tempat sehingga akan mudah dihitung dan dipisahkan jenisnya ketika tumbuh menjadi koloni. Media padat juga menampakkan difusi hasil metabolit bakteri sehingga memudahkan dalam pengujian suatu hasil metabolit.


  • Komponen Media EMB Agar
Komposisi dari EMB Agar secara umum terdiri dari sumber nutrisi atau zat makanan dan komposisi media pertumbuhan. Salah satu media EMB Agar yang diproduksi oleh pabrik yang biasa digunakan di laboratorium adalah media EMB Agar dengan merk Oxoid CM0069, terdiri dari komponen :
Peptone                                              :  10.0 g/L
Lactose                                               :  10.0 g/L
Dipotassium hydrogen phosphate           :  2.0 g/L
Eosin                                                   :  0.4 g/L
Methylene blue                                     :  0.065 g/L
Agar                                                    :  15.0 g/L

  • Fungsi Komponen Penyusun Media
Adapun fungsi dari masing-masing komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1.    Pepton 10 g
Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan bagaimana cara memperolehnya. Sebagai sumber protein untuk mikroorganisme yang akan dibiakkan.
2.    Lactose 10 g
Laktosa dan berfungsi untuk memisahkan bakteri yang memfermentasikan laktosa seperti E.coli, dengan bakteri yang tidak memfermentasi laktosa seperti S. aureus, Pseudomonas aeruginusae, dan Salmonella. Berfungsi sebagai sumber karbohidrat untuk pertumbuhan mikroorganisme.
3.    Di-potassium hydrogen phosphate  21 g
Merupakan garam yang sangat larut dalam air. Bahan ini berfungsi sebagai pupuk, makanan aditif dan zat penyangga.

4.    Eosin 0.4 g
Berfungsi sebagai indikator warna.
5.    Methyline blue 0.06 g
Berfungsi sebagai Indikator warna. 
6.    Agar 15 g
Agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45C.


  • Perhitungan
Perhitungan dalam pembuatan media EMB Agar sangat diperlukan untuk membantu dalam penimbangan dan pelarutan media yang dibuat dengan volume tertentu. Penimbangan diperlukan agar komposisi media yang dibuat tepat, tidak berubah dan tetap dapat berfungsi baik dan sama walaupun dibuat dalam volume berbeda.
Dalam kemasan media EMB Agar yang diproduksi oleh pabrik telah tertera standar penimbangan dan pelarutan media. Seperti pada media dehidrasi EMB Agar merk OXOID CM0069 standar penimbangan dan pelarutan yang diberikan  adalah 37, 5 gram dalam satu liter. Jika ingin membuat media dengan volume berbeda baik lebih besar maupun lebih sedikit dapat dikonversi menggunakan rumus sebagai berikut: V1/W1=V2/W2
Dengan V1  dan W1 merupakan volume dan berat dari standar penimbangan dan pelarutan yang diberikan oleh perusahaan yang memproduksi media, sedangkan V2 dan W2 merupakan volume pelarutan dan berat media yang akan ditimbang.


·         Penimbangan
Penimbangan dilakukan dengan terlebih dahulu menyesuaikan dengan volume media yang ingin dibuat. Jika sudah ditentukan berapa besar volume media yang ingin dibuat, maka berat penimbangan dapat dihitung dengan perhitungan seperti di atas (V1/W1=V2/W2). 

·         Prosedur Pembuatan EMB Agar
Media EMB Agar dapat dibuat melalui prosedur-prosedur sebagai berikut :
1.    Semua APD digunakan dengan baik, benar, dan lengkap.
2.    Disiapkan semua alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan.
3.    Dipastikan semua alat dan bahan dalam keadaan siap digunakan.
4.    Ditimbang serbuk media EMB agar (sesuai dengan volume yang dibuat, dengan rumus .
5.    Dipindahkan serbuk media EMB agar ke beaker glass, lalu ditambahkan aquadest sesuai dengan volume, dipindahkan ke Erlenmeyer.
6.    Dihomogenkan larutan dengan bantuan pemanasan dan pengadukan.
7.    Pelarutan tidak boleh sampai mendidih (pelarutan harus sempurna sehingga tidak ada kristal yang tersisa).
8.    Dicek pH larutan sesuai petunjuk media (pH= 6,8 ± 0,2) pada suhu 250C.
9.    Diperhatikan pengecekan suhu larutan saat pengecekan pH media.
10.  Ditambah NaOH 0,01 N jika pH larutan kurang basa dan ditambahkan HCl 0,01 N jika pH larutan kurang asam.
11.  Disterilisasi ±1210C (1 atm); ±15 menit.
12.  Dibagi/ dimasukan kedalam petridisak steril yang sudah disiapkan.
13.  Dibiarkan media membeku dengan sempurna.
14.  Dimasukkan media ke inkubator (±370 C), ±24 jam untuk uji kualitas media, dengan posisi petridisk terbalik.
15.  Disimpan pada suhu 40 C - 80 C untuk menyimpan media.
   (Merta, dkk., 2013)


  • Uji Kualitas Media
Kualitas media harus diperiksa terlebih dahulu sebelum media digunakan. Secara umum ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menguji mutu media yang telah diuat, antara lain.
a.   Secara visual
Secara visual dapat dilakukan dengan cara melihat warna, kekeruhan, dan perubahan lain yang dapat dilihat, contohnya :
-       Bila warna media EMB berubah warna dari warna standarnya yaitu ungu gelap. Jika hal ini terjadi patut dicurigai terjadi pergeseran nilai pH. Untuk itu dapat nilai pH dapat diukur kembali menggunakan alat ukur pH, seperti pH stik atau pH meter. Bila pH media berbeda ± 0,2 satuan , maka media harus dibuat baru, atau dapat pula ditambahkan larutan basa seperti NaOH jika kurang basa, atau larutan asam seperti HCl jika kurang asam.

b.   Uji sterilitas
Uji sterilitas merupakan satu keharusan untuk mengetahui kualitas media apakah masih layak digunakan atau tidak. Uji sterilitas ini dilakukan dengan mengambil 5 % media dari setiap batch media yang dibuat. Kemudian diinkubasi selama dua hari pada suhu 350 C. Bila terdapat pertumbuhan lebih dari dua koloni kuman pada satu cawan petri atau lebih, berarti seluruh media dari batch tersebut tidak dapat dipakai.

c.   Penanaman kuman kontrol positif dan kontrol negatif
Kuman kontrol positif adalah kuman yang seharusnya tumbuh pada media tertentu, sedangkan kontrol kuman negatif adalah kuman yang seharusnya tidak tumbuh pada media tertentu.


  • Nilai-nilai kritis dalam pembuatan madia EMB Agar ( Eosin Methylene Blue Agar)
1.   Penimbangan bubuk media harus sesuai dengan volume yang akan dibuat, maka dari itu dapat dibantu dengan perhitungan.
2.   Pelarutan media jangan sampai mendidih karena dapat merusak komposisi media, khususnya kandungan gula (laktosa), merubah pH media, dan membuat media susah memadat.
3.   Pengecekan pH media harus pada suhu 25 °C agar tidak merusak indikator pH yang digunakan.
4.   Proses sterilisasi harus tepat suhu, waktu dan tekanan pada autoklaf agar media yang dibuat terhindar dari mikroorganisme yang tidak diinginkan.
5.   Proses pengerjaan harus cepat dan tepat, khususnya saat media akan dituang ke petridisk, agar media tidak memadat sebelum dipindahkan ke petridisk.
6.   Penuangan media ke petri disk harus pada kondisi steril yaitu melalui proses fiksasi.
7.   Media diinkubasi selama ± 24 jam, dengan posisi petridisk terbalik, untuk menyediakan sirkulasi udara yang baik untuk pertumbuhan bakteri, dan agar uap air yang berkondensasi menjadi tetesan air tidak jatuh ke permukaan media dan menyebabkan kontaminasi.
8.   Jika tidak digunakan media harus disimpan terhindar dari sinar matahari langsung dan disimpan di dalam kulkas pada suhu 20 – 80 C.




4
 

google+

Minggu, 14 April 2013

PEMBUATAN EMBA DAN MCA



       I.            Tanggal Praktikum      : 7 Desember 2012
    II.            Judul Praktikum          : Pembuatan Media EMBA dan MCA
 III.            Tujuan Praktikum        : Untuk mengetahui cara pembuatan media EMBA dan MCA
 IV.            Landasan Teori
Media adalah suatu bahan yang terditri atas campuran zat – zat hara ( nutrein ) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam – macam media dapat dilakukan isolasi, perbanykan, pengaujan sifat fisiologis dan perhitungan sejumlaf mikroba.  Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat – syarat antara lain :
Ø  Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
Ø  Harus mempunyai tekana osmosis
Ø  Tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh
Ø  Tidak mengandung zat – zat yang dapat menghambat pertumbuhan  mikroba
Ø  Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh  dengan baik. ( sutedjo, 1990 ).
Media EMBA ( Eosin Methylen Blue Agar ) mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilih mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti staphylococcus aureus, P. aerugenosa dan salmonella. Mikroba yang memfermentasikan laktosa akan menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninyan tidak berwarna. Adanya eosin dan methylen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal Karena kuman lainnya juga tumbuh terutama P. aerugenosa dan salmonella sp. Dan dapat menimbulkan keraguan. Emba yang menggunakan eosin dan methylen blue sebagai indicator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan tidak meragikan laktosa. ( Hastowo, 1992).
MCA ( Mac Conkey Agar ) adalah media selektif dan defferensial yang digunakan untuk isolasi dan differensiasi non pemilih gram negative batang, khusunya anggota Enterobacteriaceae keluarga dan genus Pseudomonas. Dimasukkannya violet Kristal dan garam empedu di media mencegah pertumbuhan bakteri gram positif dan rewel bakteri gram negative, seperti Neisseria dan Pasteurella. Teloransi bakteri gram negative enteric untuk empedu sebagian merupakan hasil dari membrane luar yang relative empedu tahan yang menyembunyikan empedu sensitive membrane sitoplasma. ( Nikaido, 1996 ).
    V.            Alat Dan Bahan
1.      Alat yang digunakan :
1.      Autoclave
2.      Batang Pengaduk
3.      Bunsen
4.      Cawan Petri
5.      Erlenmeyer 250 ml
6.      Gelas Kimia
7.      Gelas Ukur 100 ml
8.      Indicator pH
9.      Neraca Digital
10.  Sendok Tanduk
11.  Waterbath
2.      Bahan yang digunakan :
1.      Aquadest
2.      Eosin Methylen Blue Agar ( EMBA )
3.      HCL
4.      Kapas
5.      Mac Conkey Agar ( MCA )
 VI.            Perhitungan
1.      Pembuatan media EMBA :
37,4 gram           1000 ml
X gram               100 ml
37,4 x 100             3740                                          
                     1000                   1000   
               X = 3, 74 gram
2.      Pembuatan media MCA :
50 gram             1000 ml
X gram               150 ml
50 x 150            7.500      
  1000                1.000
X = 7,5 gram
VII.            Prosedur Kerja
1.      Prosedur Kerja Pembuatan Media EMBA :
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Ditimbang EMBA menggunakan gelas kimia sebanyak 3,74 gram pada neraca digital
3.      Dipindahkan kedalam Erlenmeyer
4.      Dibilas sisa EMBA dalam gelas kimia dengan menggunakan aquadest sebanyak 3 kali sampai tidak tersisa lagi kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer
5.      Dilarukan dalam 100 ml aquadest
6.      Dikocok hingga larut
7.      Diukur pH larutan menggunakan indicator pH sampai mendapatkan pH yang ditentukan
8.      Ditutup  Erlenmeyer menggunakan kapas
9.      Dihomogenkan dalam waterbath
10.  Disterilisasi menggunakan autoclave dengan suhu 121° C selama 15 menit
11.  Dituang media dalam cawan petri
12.  Dibiarkan media membeku kemudian dibungkus menggunakan kertas putih dengan cara dibalik
13.  Dimasukkan kedalam lemari pendingin.
2.      Prosedur Kerja Pembuatan media MCA :
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Ditimbang MCA menggunakan gelas kimia sebanyak 7,5 gram pada neraca digital
3.      Dipindahkan kedalam Erlenmeyer
4.      Dibilas sisa MCA dalam gelas kimia menggunakan aquadest sebanyak 3 kali sampai tidak tersisa lagi kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer
5.      Dilarutkan dalam 150 ml aquadest yang telah diukur pHnya terlebih dahulu
6.      Ditutup Erlenmeyer menggunakan kapas
7.      Disterilisasi menggunakan autoclave dengan suhu 121° C selama 15 menit
8.      Dituang media dalam cawan petri
9.      Dibiarkan media membeku kemudian dibungkus menggunakan kertas putih dengan cara dibalik
10.  Dimasukkan kedalam lemari pendingin
VIII.            Kesimpulan
             Media EMBA mengandung laktosa yang berfungsi untuk memilih mikroba yang memfermentasikan laktosa dan media ini termasuk dalam media differensial sedangkan media MCA merupakan media selektif dan differensial kerena digunakan untuk isolasi dan differensiasi non pemilih gram negative batang.
 IX.            Saran
             Dalam pembuatan media sebaiknya diperhatikan pHnya sesuai dengan keterangan yang ada pada media agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar